Sabtu, 14 Mei 2016

Menjadi Mahasiswa Aktivis, Apa Benefitnya ?

Zaman kuliah dulu, sebagian diantara kami para mahasiswa berfikir, apa untungnya jadi aktivis, kuliah aja di Kampus udah keteteran dengan begitu banyak tugas dan praktikum. Apalagi harus nambah aktivitas ?

Pertanyaan tersebut bisa dimaklumi, mengingat Fakultas Teknik dan salah satunya Elektro memiliki begitu banyak praktikum dan tugas yang menyita waktu, energi, dan pikiran. Belum lagi pada saat itu Laporan harus menggunakan Tulis tangan dan Asistensinya harus rela menemui Asisten Mahasiswa sesuai dengan waktu senggang mereka.

Apa yang membuat saya menjadi aktivis ? Selain karena dorongan dari masa SMA yang penuh kegiatan, saya melihat menjadi aktivis di Kampus merupakan sebuah tantangan tersendiri. Apakah saya bisa mengatur waktu sehingga saya bisa menyelesaikan semua tugas saya di kampus.

Lalu, setelah menjadi aktivis, apa yang saya rasakan ?
Saya merasa kehidupan kampus saya lebih bermakna, lebih bermanfaat, banyak pengalaman, banyak kawan, jadi bisa belajar memanage waktu, bisa belajar leadership, bisa belajar berbicara didepan umum, belajar komunikasi, negosiasi, dan dikenal mahasiswa lain tentunya hehe

Jika kita sudah menjadi aktivis, maka PE-ER kita adalah bagaimana menjadikan Aktivis itu memiliki citra yang baik. Saya pribadi melihat beberapa aktivis di kampus lulusnya lama dengan IP yang pas pasan. Mohon maaf, hal inilah yang membuat sebagian mahasiswa yang memiliki mindset lulus tepat waktu dengan IPK diatas 3 berpikir kembali. Saya yakin, masing2 mahasiswa punya rencana dan cita2 pada saat pertama kali masuk kampus. Dan diantara orang tua mereka pasti berharap anaknya lulus kuliah tepat waktu dengan IPK yang memuaskan dan terakhir diterima di tempat kerja.

Bagi mahasiswa yang memiliki mindset atau arahan orang tua seperti ini, pasti akan kawatir menjadi aktivis apabila melihat senior-senior mereka di kampus yang menjadi aktivis banyak yang lulusnya lebih lama daripada seniornya yang biasa-biasa saja. #mereka tidak melihat benefit lain diluar itu

Padahal boleh jadi senior yang lulusnya lama itu banyak sekali kiprahnya di mahasiswa dan masyarakat sekitarnya #namun mereka tidak melihat itu.

Maka peran kita jika sudah menjadi aktivis adalah harus menjadi contoh bagi mereka. Saya sendiri tertantang untuk lulus kuliah tepat waktu dengan IPK diatas tiga. Dan Atas Izin Allah, tantangan tersebut bisa saya jawab dengan Masa Kuliah 4 Tahun 3 Bulan dan IPK 3.3 ditambah langsung diterima bekerja di perusahaan BUMN (sampai tidak sempat ikut wisuda #yang ini jangan ditiru hehe)

Benefit yang paling saya rasakan selama menjadi aktivis adalah :
- Komunikasi
- Manajemen
- Relasi 

3 Hal diatas saya optimalkan untuk membantu saya masih On The Track (Lulus Tepat Waktu), seorang aktivis dan mahasiswa biasa sama2 mendapat jatah waktu 24 jam dari Allah untuk beraktivitas. Jika seorang mahasiswa biasa dapat mengerjakan begitu banyak tugas dalam waktu 4 jam. Maka seorang aktivis HARUS bisa mengerjakan tugas tersebut kurang dari 4 jam. Sisa waktu itulah yang digunakan untuk berorganisasi. Bukan 4 jam plus x jam untuk berorganisasi.
Sebagian diantara kita #menurut saya salah dalam memahami konsep ini. Bagaimana mungkin ? Ya Mungkin saja...

Ada banyak cara :
  1. Cara yang tidak baik : Datang ke kosan kawan, kemudian nyontek tugas mereka, #saya sangat tidak rekomendasikan hehe
  2. Cara yang paling baik : Memacu diri kita untuk bangun 1/3 malam dan belajar pada saat yang lain terlelap. #sebagian aktivis brilian memilih cara ini
  3. Cara saya : Mengoptimalkan Relasi, Komunikasi, dan Manajemen. 
Detailnya :
Datang dan dekati komunitas , pada saat itu saya menyebutnya Geng Baskoro, tempat ngumpulnya anak2 pinter di Teknik Elektro Angkatan saya. Ngapain saya disana ? Jadi "Babu" , saya bagian yang nyari contoh soal ujian dan PE-ER kepada Senior-senior saya (sekali lagi ini Relasi) kemudian kembali kepada mereka, dan mereka pun membahas satu demi satu dan meminta saya yang merangkum jawabannya. Apa yang mereka katakan saya tulis dalam sebuah kertas jawaban dengan cukup detail dan terperinci, 
Jika sudah selesai mereka meminta saya untuk memfotokopikan kertas jawaban tersebut. Apakah setelah itu saya langsung pulang ? TIDAK. Saya coba pelajari lagi disana dan bertanya apabila ada yang tidak saya pahami. Bagi saya itu cukup efisien daripada saya harus belajar sendiri. Dan itu saya kerjakan berulang ulang. 

Pada saat Kami dipisahkan Konsentrasi, saya mencari Komunitas Belajar yang lain. Apa benefit untuk komunitas itu, ya contoh soal, daftar senior cerdas yang bisa dihubungi, dan kertas jawaban tadi hehe.

Demikian yang bisa saya ceritakan. Kapan2 lanjut lagi...

#Indahnya Berbagi

Fahmi Kuncoro
  • Ex Ketua Departemen POSDM (Pengembangan dan Sumber Daya Manusia) BEM FT Undip
  • Ex Ketua Himpunan Mahasiswa Elektro Teknik Undip
  • Ex Ketua UKM Kempo Undip


Tidak ada komentar: