Minggu, 15 Mei 2016

Berani Mencoba Melamar Kerja Sebelum Lulus....


Banyak cerita orang-orang sukses disana "Berani Mencoba" sesuatu yang jarang dilakukan oleh orang biasa. Sebut saja Kolones Sanders dengan KFCnya, coba tebak sudah berapa kali dia mencoba untuk menawarkan resep ayam gorengnya ? 1000 kali mencoba. Namun lihat sekarang, berapa ratus ribu Gerai KFC tersebar di seluruh dunia. Atau kita bisa lihat cerita Mark Zuckerberg pendiri Facebook. Awalnya dia mencoba untuk membuat buku direktori mahasiswa online karena di kampusnya, Harvard tidak membagikan buku daftar mahasiswa yang memuat foto dan identitas mahasiswa kala itu (kita biasa menyebutnya dengan Buku Kenangan Mahasiswa yang dibagikan saat lulus). Namun sayang produk "www.facemash.com" jelmaan buku online tadi membuat dia harus di sidang dan meminta maaf kepada mahasiswa Harvard fotonya diambil dan masuk ke direktori onlinenya. Singkat cerita pada tahun 2004, bersama temannya dia membuat "facebook", awalnya site tersebut dibuat cuma-cuma untuk sesama temannya di Harvard University, namun coba lihat sekarang, peluang bisnis yang ditangkapnya membuat dia masuk jajaran orang terkaya di dunia.

Melamar Kerja sebelum lulus, awalnya tak pernah saya pikirkan. Dulu memang saya pernah bekerja serabutan menjual produk kesehatan sembari kuliah namun itu tak lama. Apa yang mendasari keinginan saya mencobanya ? karena saya melihat pada umumnya orang mencari kerja setelah lulus, hanya sedikit yang mendapatkan kerja sebelum lulus (ini pun karena perusahaan yang datang ke kampus mencari mahasiswa berbakat, dan tentunya yang dicari mahasiswa yang memiliki prestasi yang sangat gemilang, tidak seperti saya hehehe). 

Banyak yang mengatakan bahwa nantinya perusahaan akan mensyaratkan ijazah dalam syarat administrasi. Namun saya tak peduli, saya coba membulatkan tekad saya bahwa akan ada masa dimana kita akan berburu pekerjaan, melewati serangkaian test dari administrasi , tes psikologi, wawancara sampai test kesehatan. Kenapa masa ini harus kita tunggu sampai kita lulus, kenapa tidak kita mencobanya pada saat mengerjakan Tugas Akhir, berapa lama sih penyelesaian tugas akhir itu ?
Ada 2 manfaat utama yang saya dapatkan apabila saya mencoba untuk melamar kerja sebelum lulus :

  1. Meningkatkan Jam Terbang Tes Melamar Pekerjaan
  2. Memacu Semangat Penyelesaian Tugas Akhir
Item 1, jelas. Makin banyak jam terbang kita, makin kita tahu pola tes perusahaan, jika Allah belum mengizinkan kita untuk lolos dalam perusahaan tersebut selama kuliah (tugas akhir), boleh jadi kesempatan itu akan hadir kembali pada saat kita lulus dan kita tidak akan ragu lagi untuk mencoba kembali karena kita sudah mengetahui seluk beluknya. Dari pengalaman ini kita jadi tahu :
  • Bagaimana cara membuat Curriculum Vitae yang baik
  • Contoh-contoh tes Akademik
  • Referensi Psikotest
  • Strategi Forum Group Discussion
  • Pertanyaan-pertanyaan yang muncul pada saat Wawancara
  • Item tes kesehatan apa saja yang perlu dimonitor setiap saat
Makin banyak kita mencoba, makin banyak variasi test yang kita tahu. Dan ini menjadi pengalaman yang tidak akan terlupakan. 

Item 2, jelas. Mencoba Melamar Pekerjaan sebelum lulus, bagi orang lain mungkin akan membuat penyelesaian Tugas Akhirnya tidak fokus. Berbeda dengan saya, saya melihat dengan banyaknya saya mencoba melamar pekerjaan, motivasi untuk segera menyelesaikan Tugas Akhir akan semakin meningkat. Tentunya butuh Manajemen Waktu, kapan kita mengerjakan Tugas Akhir termasuk konsultasi kepada Dosen dan kapan kita berburu kerja. Ini sesuatu hal yang menarik dan dapat merefresh kita pada saat kita "deadlock" dalam mengerjakan tugas akhir. Dead Lock disini artinya Jenuh.

Kembali ke saat itu, saya bersama kawan2 Kampus yang sevisi mencoba melamar ke banyak sekali perusahaan. Kami tidak pilih-pilih, semua perusahaan yang berbasis ke Teknikan maupun tidak yang Bonafide maupun tidak kami coba. #Kan jelas, tujuannya meningkatkan jam terbang. Jadi kenapa harus pilih-pilih. Saya dulu pernah dengar ada mahasiswa yang ditawari banyak perusahaan untuk menjadi pegawainya (Tapi ini mahasiswa yang gemilang dan cerdas), kenapa kita tidak bermimpi untuk ditawari oleh banyak perusahaan , dan kita tinggal memilihnya.

Alhamdulillah, singkat cerita, pengalaman tersebut membuahkan hasil. Saya diterima di salah satu perusahaan Plat Merah di Indonesia sebelum saya Wisuda. Pada saat test perusahaan tersebut saya hanya menggunakan transkrip terakhir nilai di kampus. Tahap demi tahap saya lewati dan tahap wawancara dilakukan seminggu setelah saya Sidang Tugas Akhir. 

Semua terjadi Atas Izin Allah, ikhtiar dan doa dari Ibunda tercinta menghantarkan saya untuk masuk kedalam perusahaan ini. Sayangnya pada saat Jadwal Wisuda saya sudah ditempatkan di sebuah pulau kecil di luar Jawa.

Semoga sharing ini dapat bermanfaat untuk kita semua.

#Semangat Berbagi

Fahmi Kuncoro
15 Mei 2016


Sabtu, 14 Mei 2016

Menjadi Mahasiswa Aktivis, Apa Benefitnya ?

Zaman kuliah dulu, sebagian diantara kami para mahasiswa berfikir, apa untungnya jadi aktivis, kuliah aja di Kampus udah keteteran dengan begitu banyak tugas dan praktikum. Apalagi harus nambah aktivitas ?

Pertanyaan tersebut bisa dimaklumi, mengingat Fakultas Teknik dan salah satunya Elektro memiliki begitu banyak praktikum dan tugas yang menyita waktu, energi, dan pikiran. Belum lagi pada saat itu Laporan harus menggunakan Tulis tangan dan Asistensinya harus rela menemui Asisten Mahasiswa sesuai dengan waktu senggang mereka.

Apa yang membuat saya menjadi aktivis ? Selain karena dorongan dari masa SMA yang penuh kegiatan, saya melihat menjadi aktivis di Kampus merupakan sebuah tantangan tersendiri. Apakah saya bisa mengatur waktu sehingga saya bisa menyelesaikan semua tugas saya di kampus.

Lalu, setelah menjadi aktivis, apa yang saya rasakan ?
Saya merasa kehidupan kampus saya lebih bermakna, lebih bermanfaat, banyak pengalaman, banyak kawan, jadi bisa belajar memanage waktu, bisa belajar leadership, bisa belajar berbicara didepan umum, belajar komunikasi, negosiasi, dan dikenal mahasiswa lain tentunya hehe

Jika kita sudah menjadi aktivis, maka PE-ER kita adalah bagaimana menjadikan Aktivis itu memiliki citra yang baik. Saya pribadi melihat beberapa aktivis di kampus lulusnya lama dengan IP yang pas pasan. Mohon maaf, hal inilah yang membuat sebagian mahasiswa yang memiliki mindset lulus tepat waktu dengan IPK diatas 3 berpikir kembali. Saya yakin, masing2 mahasiswa punya rencana dan cita2 pada saat pertama kali masuk kampus. Dan diantara orang tua mereka pasti berharap anaknya lulus kuliah tepat waktu dengan IPK yang memuaskan dan terakhir diterima di tempat kerja.

Bagi mahasiswa yang memiliki mindset atau arahan orang tua seperti ini, pasti akan kawatir menjadi aktivis apabila melihat senior-senior mereka di kampus yang menjadi aktivis banyak yang lulusnya lebih lama daripada seniornya yang biasa-biasa saja. #mereka tidak melihat benefit lain diluar itu

Padahal boleh jadi senior yang lulusnya lama itu banyak sekali kiprahnya di mahasiswa dan masyarakat sekitarnya #namun mereka tidak melihat itu.

Maka peran kita jika sudah menjadi aktivis adalah harus menjadi contoh bagi mereka. Saya sendiri tertantang untuk lulus kuliah tepat waktu dengan IPK diatas tiga. Dan Atas Izin Allah, tantangan tersebut bisa saya jawab dengan Masa Kuliah 4 Tahun 3 Bulan dan IPK 3.3 ditambah langsung diterima bekerja di perusahaan BUMN (sampai tidak sempat ikut wisuda #yang ini jangan ditiru hehe)

Benefit yang paling saya rasakan selama menjadi aktivis adalah :
- Komunikasi
- Manajemen
- Relasi 

3 Hal diatas saya optimalkan untuk membantu saya masih On The Track (Lulus Tepat Waktu), seorang aktivis dan mahasiswa biasa sama2 mendapat jatah waktu 24 jam dari Allah untuk beraktivitas. Jika seorang mahasiswa biasa dapat mengerjakan begitu banyak tugas dalam waktu 4 jam. Maka seorang aktivis HARUS bisa mengerjakan tugas tersebut kurang dari 4 jam. Sisa waktu itulah yang digunakan untuk berorganisasi. Bukan 4 jam plus x jam untuk berorganisasi.
Sebagian diantara kita #menurut saya salah dalam memahami konsep ini. Bagaimana mungkin ? Ya Mungkin saja...

Ada banyak cara :
  1. Cara yang tidak baik : Datang ke kosan kawan, kemudian nyontek tugas mereka, #saya sangat tidak rekomendasikan hehe
  2. Cara yang paling baik : Memacu diri kita untuk bangun 1/3 malam dan belajar pada saat yang lain terlelap. #sebagian aktivis brilian memilih cara ini
  3. Cara saya : Mengoptimalkan Relasi, Komunikasi, dan Manajemen. 
Detailnya :
Datang dan dekati komunitas , pada saat itu saya menyebutnya Geng Baskoro, tempat ngumpulnya anak2 pinter di Teknik Elektro Angkatan saya. Ngapain saya disana ? Jadi "Babu" , saya bagian yang nyari contoh soal ujian dan PE-ER kepada Senior-senior saya (sekali lagi ini Relasi) kemudian kembali kepada mereka, dan mereka pun membahas satu demi satu dan meminta saya yang merangkum jawabannya. Apa yang mereka katakan saya tulis dalam sebuah kertas jawaban dengan cukup detail dan terperinci, 
Jika sudah selesai mereka meminta saya untuk memfotokopikan kertas jawaban tersebut. Apakah setelah itu saya langsung pulang ? TIDAK. Saya coba pelajari lagi disana dan bertanya apabila ada yang tidak saya pahami. Bagi saya itu cukup efisien daripada saya harus belajar sendiri. Dan itu saya kerjakan berulang ulang. 

Pada saat Kami dipisahkan Konsentrasi, saya mencari Komunitas Belajar yang lain. Apa benefit untuk komunitas itu, ya contoh soal, daftar senior cerdas yang bisa dihubungi, dan kertas jawaban tadi hehe.

Demikian yang bisa saya ceritakan. Kapan2 lanjut lagi...

#Indahnya Berbagi

Fahmi Kuncoro
  • Ex Ketua Departemen POSDM (Pengembangan dan Sumber Daya Manusia) BEM FT Undip
  • Ex Ketua Himpunan Mahasiswa Elektro Teknik Undip
  • Ex Ketua UKM Kempo Undip